Pages

Wednesday, August 3, 2011

KOGUM :Himpunan Saf Kepimpinan Hadapan

Ana dihadapan pentas KOGUM
Assalamualaikum w.b.t pembaca yang terus menerus sudi membaca coretan ana di ruangan ini. Buat sekian kalinya lagi,izinkan ana ingin berkongsi sesuatu bagi manfaat bersama. Syukur Alhamdulilah, sejak ana dilantik menjadi sebahagian dari saf kepimpinan di maktabaty yang ana belajar, ana berpeluang menghadiri konvesyen yang jua pertama kali diadakan. Yang Pertama tentulah yang utama dan bermakna. Event yang ana hadiri ini nama pendek KOGUM, full name Konvesyen Guru-Guru Muda, mengambil tempat di UITM, Shah Alam dari 8 Julai hingga 10 Julai 2011 . KOGUM ini merupakan anjuran GPMS bersama Kementerian Pelajaran Malaysia.

SAF KEPIMPINAN HADAPAN :WAHAI PEMUDA MANFAATKAN WAKTU MUDAMU

Rasa ana ini merupakan event pertama yang menyatukan bukan hanya jasmani tetapi juga hati-hati saf kepimpinan dari 27 IPG seluruh Malaysia. Hebat! itu antara ungkapan keramat yang ana boleh gambarkan tatkala melihat bakal-bakal guru berkumpul. Semuanya punya karisma tersendiri dan yang pasti karisma guru terpacar pada pandangan jasmani tentulah lahir dari didikan hati yang berkobar-kobar mau mencurah bakti dan keringat buat anak-anak kecil yang dambakan ilmu dunia akhirat.  
Bilamana bercerita mengenai kerjaya GURU tentu sinonim dengan kaum wanita. Jadi tidak hairan maupun ajaib, dewan penuh dengan rata-ratanya si Hawa. Namunbegitu, getar suara pemuda tetap mencuri perhatian, peranan si pemuda guru muda tetap sesuai dengan fitrah sebagai pemimpin. Bagi kali ini ana ingin titipkan peringatan khas buat diri ana dan seluruh barisan pemuda guru muda KOGUM. Harapan ana moga perjuangan kita semua tidak terhenti disini.

Jika diselak lembaran sirah tentu nama-nama seperti Bilal Bin Rabah, Salman Al-Farisi, Usamah bin Zaid bin Harithah, Ali bin Abi Talib, jika ana nak senaraikan cukup banyak pemuda yang berjuang mendaulahkan Islam. Sungguh mereka ini antara pemuda yang berjuang hingga nyawa galang gantinya demi satu matlamat, tidak lain tidak bukan demi Agama tercinta Islam. Di usia yang masih muda lagi semangat untuk mempertahankan Islam itu telah berkobar-kobar , sehingga ada dalam kalangan para sahabat  yang berkali-kali meminta kepada Rasulullah s.a.w. untuk berjihad fisabilillah tetapi ditolak oleh Rasulullah kerana masih kecil. Itulah kekuatan dan semangat para pemuda pada masa dahulu. "Dimana kan ku cari ganti serupa denganmu", pemuda-pemuda seperti itu amat sikit bilangannya untuk kita cari sekarang ini. makin ramai pemuda yang mengangkat pub, club dari mengimarah masjid/surau. terlalu ramai pemuda kini yang menjadikan hawa nafsu sebagai cara hidup dari yang mendokong Al-Quran dan Sunnah sebagai pegangan hidup yang abadi.

Beri aku sepuluh pemuda yang membara cintanya kepada Tanah Air, dan aku akan menggoncang dunia.” Tentunya kata-kata keramat ini menjadi azimat mengapa ana katakan betapa berharganya seorang pemuda. Pemuda merupakan wujud puncak seorang manusia. Pendewasaan dari masa kanak-kanak sebelum mencapai renta di masa tua. Ibarat cahaya matahari di tengah hari yang lebih kuat sinarnya dibanding pagi dan senja hari. Masa muda adalah masa serba ingin tahu, masa yang peka, penuh kepedulian, dan mampu menampung semua perubahan yang terjadi dari hal yang baik sampai yang paling buruk.
Waktu muda, kata sebahagian orang adalah waktu untuk hidup foya-foya, masa untuk bersenang-senang. Sebahagian pemuda mengatakan, “Kecil dimanja, muda foya-foya, tua kaya raya, dan mati masuk syurga.” Bagaimana mungkin waktu muda foya-foya, tanpa amalan sholeh, mana mungkin matinya bertemu syurga? Sungguh sangat mustahil!!! Hidup di dunia ini adalah sementara. Dimana dunia ini adalah tempat pengembaraannya yang kanan kirinya terdapat lembah-lembah, akan ditemui tempat yang membinasakan, melewati padang pasir yang menyengsarakan,mehnah-mehnah yang tak pernah lelah mengejar kita. Pengakhiran berbalik kita kepada tujuan hidup, dunia bekalan akhirat. Maka persiapkan bekal sebanyak-banyaknya dengan beribadah serta beramal soleh. Seperti nasihat Nabi s.a.w. :



 “Manfaatkan lima perkara sebelum lima perkara: [1] Waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu, [2] Waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu, [3] Masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu, [4] Masa luangmu sebelum datang masa sibukmu, [5] Hidupmu sebelum datang kematianmu.” (Riwayat Al-Hakim & Baihaqi)

Waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu, maksudnya: “Lakukanlah ketaatan ketika dalam momentum prestasi tinggi untuk beramal (iaitu di waktu muda), sebelum datang masa tua renta.”
Waktu sihatmu sebelum datang waktu sakitmu, maksudnya: “Beramallah di waktu sihat, sebelum datang waktu yang menghalangi untuk beramal seperti di waktu sakit.”
Masa luangmu sebelum datang masa sibukmu, maksudnya: “Manfaatklah kesempatan (waktu luangmu) di dunia ini sebelum datang waktu sibukmu di akhirat nanti. Dan awal kehidupan akhirat adalah di alam kubur.”
Masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu, maksudnya: “Bersedekahlah dengan kelebihan hartamu sebelum datang bencana yang dapat merusak harta tersebut, sehingga akhirnya engkau menjadi fakir di dunia maupun akhirat.”
Hidupmu sebelum datang kematianmu, maksudnya: “Lakukanlah sesuatu yang manfaat untuk kehidupan sesudah matimu, karena siapa pun yang mati, maka akan terputus amalannya.
Jangan sampai menyesal di kemudian hari ketika mengetahui nilainya setelah kehilangan lima itu. Seseorang baru ingat kalau dia diberi nikmat sehat, ketika dia merasakan sakit. Dia baru ingat diberi kekayaan, setelah jatuh miskin. Dan dia baru ingat memiliki waktu semangat untuk beramal di masa muda, setelah dia nanti berada di usia senja yang sulit beramal. Orang yang beramal di waktu muda akan bermanfaat untuk waktu tuanya.
Pemuda merupakan pemimpin di masa depan. Aset agama yang akan menentukan mati atau hidup, maju atau mundur, jaya atau hancur, sejahtera atau sengsara. Sesuai pernyataan Ali Bin Abi Thalib: “Sesungguhnya di tangan pemudalah segala urusan umat, dan di telapak tangannya hidup dan matinya umat”. 

AYUH BANGKITLAH GURU MUDA…JADILAH PEMUDA PEJUANG AGAMA!!!

BINGKISAN PESANAN : Pemuda sebagai kelompok kritis diharapkan mampu menangkap getar-getar nurani rakyat dan berani menyuarakan nilai-nilai kebenaran. Itulah sebabnya dalam setiap perubahan sosial selalu menghadirkan pemuda sebagai aktor penting. Karakter kaum muda dituntut untuk responsif, inisiatif, kritis serta optimis. Semoga generasi muda memiliki fizikal yang kuat, otak yang cerdas, waktu yang luang, jiwa yang waras, niat yang tulus, budi yang luhur untuk mendaulahkan agama.



SEKITAR KOGUM 2011

menunggu bas - dihadapan Kolej Mawar, UITM SHAH ALAM (Penginapan Peserta)

Dewan KOGUM berlangsung
Saf Kepimpinan JPP IPG KSM
Al-Quran sebagai santapan jiwa sementara menunggu majlis bermula

Sebahagian Pemuda Saf Kepimpinan JPP IPG KSM

Farhan Suria
Kuliah Pendidikan Islam & Al-Quran
Bumi Ulul Albab







0 comments:

Post a Comment